MadrasahNews - Sabtu, 14 November 2020 Salah seorang warga Kampung Lompoe desa tellulimpoe Kec. Marioriawa Kab. Soppeng (H. Jumardi) Mengadakan acara Tradisi Khatam Qur'an atau dalam istilah lain (Tahlilan) yang diniatkan pahala khatam Qur'annya untuk almarhum - almarhumah orang tua beliau yang telah lama meninggal Dunia.
Dalam acara tersebut turut hadir jamaah masjid Nurul Bilad Lompo e selaku tuan rumah, jamaah Masjid Nurul Huda Madining sebagai tamu undangan khatam Qur'an serta jamaah masjid Nurul Iman Padali yang jaraknya tidak jauh dari lokasi kegiatan tersebut berlangsung.
Warga yang hadir juga merupakan karim kerabat tetangga sanak saudara handai taulan dari bapak H. Jumardi yng turut membantu berjalannya acara khatam qur'an dari sejak kemarin persiapan sampai pada hari Ha-Nya Acara.
Begitu juga dengan beberapa siswa MTs yasrib Batu-batu yang berdomisili di daerah lompoe (Muh. Fahril), Padali ( Muh. Rian Ershal) , Zulfikar Ershal ( Alumni MTs Yasrib Batu-batu) yang kini menjadi Imam Masjid Nurul Iman Padali sejak bulan Maret lalu turut hadir bersama rombongannya mengikuti acara tersebut dengan baik sebagai bentuk pengabdian masyarakat atas ilmu yang di tuntutnya.
Tradisi ini sudah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyatakat indonesia khususnya wilayah tanah bugis, karena tradisi ini merupakan salah satu sarana bagi kelurga yang di tinggal mati untuk membuka ladang amal baginya yang meninggal dunia. Disamping melaksanakan khatam Qur'an juga melakukan tahlilan pembacaan doa-doa kebaikan bagi arwah yang telah mendahului keluarga tersebut dan arwah seluruh ummat manusia yang telah meninggal dunia.
Sejatinya acara seperti ini boleh dilakukan dan baik serta bermanfaat karena nilai - nilai yang ditanamkan ulama-ulama kita terdahulu kepada masyarakat melalui budaya & tradisi ini sangat banyak seperti silaturrahmi antar keluarga sanak sudara tetangga dan yang lainnya telah terjalin dengan baik, memanggil orang-orang yang fasih dan lancar bacaan Al-qur'annya untuk mengkhatamkan Al-qur'an untuk arwah keluarga tersebut, membaca doa, shalawat atas Nabi Muhammad Saw dan puji-pujian terhadap Allah swt serta memberi makan warga masyarkat yang hadir dalam acara tersebut merupakan sadaqah yang paling utama didalam ajaran agama islam.
Namun sebagian masyarkat ada yang tidak melakukan hal tersebut karena dinilai bahwa bukan dari bagian ajaran islam atau berpandangan bahwa hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Tentu pandangan - pandangan seperti itu tidak perlu menjadi sebuah soal yang bisa memecah belah ummat karena bagi kita adalah persatuan dan cara menyikapinya pun tidak perlu dengan anarkis & arogansi. jika memang hal tersebut baik silahkan di laksankan, jangan dilarang dan jika menurut sebagian orang tidak melaksanakan jangan di paksakan untuk melaksanakan tradisi tersebut. Karena tradisi itu merupakan cara dan sebagian besar orang menganggapnya baik.
Namun, tentu yang menjadi soal bahwa jika acara tersebut didalamnya ada banyak keburukan dan niatnya dalam pemotongan hewan bukan atas dasar lillahi ta'ala tetapi niatnya untuk orang tua yang telah meninggal maka disitulah letak kesalahanya. Jika niat sang pemililik acara hajatan tersebut berniat memotong hewan untuk memberi makan orang yang hadir khususnya yang dipanggil khatam Qur'an, shalawat, Tahlilan, doa maka tentu saja hal itu baik dan boleh dilaksanakan.
Oleh karena itu tradisi yang baik seperti ini perlu dipertahankan dilestarikan dan dipahami dengan baik serta tradsi yang buruk dihilangkan dilingkup masyarakat agar tidak berkembang menjadi suatu keyakinan amalan yang buruk. Yang penting dan harus di pahami oleh warga masyarakat dalam setiap melakukan hajatan, yaitu jangan sampai memaksakan keadaan sampai-sampai berhutang kesana kemari agar hajatanya dapat terlaksana. Karena inti daripada acara tersebut adalah doa untuk Almarhum & Almarhumah mudah-mudahan acara tersebut mendapat berkah dari Allah swt serta dapat dirasakan pahalanya oleh yang diniatkan sehingga hidupnya di alam kubur menjadi lapang dan tenang atas kiriman amal tersebut. (Br)